Senin, 26 Juli 2010

Konsep-konsep Dasar Fonologi

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Konsekuensi logis dari anggapan bahkan keyakinan ini adalah dasar analisis cabang-cabang linguistik apa pun ( fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, leksikologi, dan lainnya) berkiblat pada korpus data yang bersumber dari bahasa lisan, walaupun yang dikaji sesuai dengan konsentrasinya masing-masing. Misalnya, fonologi berkonsentrasi pada persoalan bunyi, morfologi pada persoalan struktur internal kata, sintaksis pada persoalan susunan kata dalam kalimat, semantik pada persoalan makna kata, dan leksikologi pada persoalan perbendaharaan kata.
Dalam kesempatan kali ini penulis akan membahas tentang konsep-konsep dasar fonologi yang memfokuskan pada persoalan bunyi dan yang berkaitan dengannya.
Dalam hal ini penulis merasa tertarik untuk mengetahui perbedaan fonetik dan fonemik, perbedaan fon dan fonem, dan perbedaan transkipsi fonetis dan fonemis. Maka, dengan ini penulis mengambil judul “Konsep-Konsep Dasar Fonologi” untuk makalah ini
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah fonologi serta mengetahui lebih dalam tentang konsep-konsep dasar fonologi.

1.2 Batasan Masalah
Agar masalah penelitian lebih fokus kepada tujuan penelitian dan tidak terlalu luas, maka penulis membatasi masalah penelitian hanya pada ruang lingkup tentang “Konsep-Konsep Dasar Fonologi”.

1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengajukan rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa perbedaan fonetik dan fonemik?
2. Apa perbedaan fon dan fonem?
3. Apa perbedaan transkipsi fonetis dan fonemis?

1.4 Tujuan
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, serta batasan maslah yang diajukan diatas maka secara umum penelitian ini bertujuan:
1. Untuk menjelaskan perbedaan fonetik dan fonemik.
2. Untuk menjelaskan perbedaan fon an fonem.
3. Untuk menjelaskan perbedaan transkipsi fonetis dan fonemis.























BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Fonologi adalah bidang linguistik yang mempelajari, menganalisis dan membicarakan runtutan bunyi-bunyi bahasa. Fonologi terbentuk dari kata fon = bunyi dan logi = ilmu. Menurut Hierarki satuan bunyi yang menjadi objek studinya, fonologi dibedakan menjadi :
1. Fonetik yaitu cabang studi fonologi yang mempelajari bunyi bahasa tanpa memperhatikan apakah bunyi-bunyi tersebut mempunyai fungsi sebagai pembeda makna atau tidak.
2. Fonemik yaitu cabang studi fonologi yang mempelajari bunyi bahasa dengan memperhatikan fungsi bunyi tesebut sebagai pembeda.

2.2 Pengertian Fonetik
Fonetik adalah bidang linguistik yang mempelajari bunyi bahasa tanpa memperhatikan apakah bunyi tersebut mempunyai fungsi sebagai pembeda makna atau tidak. Menurut terjadinya bunyi bahasa, fonetik dibedakan menjadi :
1. Fonetik Artikularis/Fonetik Organis / Fonetik Fisiologis Mempelajari bagaimana alat-alat bicara manusia bekerja dalam bunyi bahasa, serta bagaimana bunyi-bunyi itu diklasifikasikan.
2. Fonetik Akustik Mempelajari bunyi bahasa sebagai gelombang bunyi, melalui alat khusus. Misalnya spektograf bunyi untuk mempelajari ciri-ciri gelombang bahasa melalui gambar-gambar yang menunjukkan ciri frekuensi, intensitas, dan waktu dari bunyi bahasa tertentu.
3. Fonetik Auditoris Mempelajari bagaimana mekanisme penerimaan bunyi bahasa itu oleh telinga kita. Atau menyelidiki bunyi bahasa sebagai sesuatu yang diterima oleh pendengar. Misalnya, apabila diteliti dengan alat-alat tertentu apabila diteliti dengan alat-alat tertentu dapatlah diketahui bagaimana kedudukan lidah ketika bertutur peranan yang dimainkan langit-langit lembut ketika menyebutkan bunyi-bunyi sengau seperti [m], [n], [ň] dan [η] peranan yang dimainkan pita suara ketika menyebutkan bunyi bersuara [b], [d], [g], [v] dan bunyi tidak bersuara [p], [t], [k], [f] dan sebagainya.
2.3 Pengertian Fonemik
Fonemik merupakan bunyi bahasa yang dapat atau berfungsi membedakan makna kata.

2.4 Pengertian Fon
Fon atau Bunyi bahasa (bahasa Inggris: speech sound) merupakan satuan bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap. Dalam fonologi, bunyi bahasa diamati sebagai fonem.

2.5 Pengertian Fonem
Fonem merupakan kesatuan bunyi terkecil yang berfungsi sebagai pembeda makna atau satuan terkecil dalam sebuah bahasa yang masih bisa menunjukkan perbedaan makna.
Di dalam bahasa Indonesia dijumpai bentuk linguistik [palaη] ‘palang’. Bentuk ini bisa dipisah menjadi lima bentuk linguistik yang lebih kecil, yaitu [p], [a], [l], dan [η] Kelima bentuk linguistik ini (masing masing) tidak mempunyai makna. Jika salah satu bentuk linguistik terkecil tersebut (misal [p]) diganti dengan bentuk linguistik terkecil lain (misal diganti [k], [t], [j], [m], [d]) maka makna bentuk linguistik yang lebih besar, yaitu [palaη] akan berubah
[kalaη] ‘sangga’ [malaη] ‘celaka’
[talaη] ‘sejenis ikan’ [dalaη] ‘dalang’
[jalaη] ‘liar’ [galaη] ‘galang’.

2.6 Perbedaan Fonetik dan Fonemik
Fonetik yaitu cabang studi fonologi yang mempelajari bunyi bahasa tanpa memperhatikan apakah bunyi-bunyi tersebut mempunyai fungsi sebagai pembeda makna atau tidak. Fonemik yaitu cabang studi fonologi yang mempelajari bunyi bahasa dengan memperhatikan fungsi bunyi tesebut sebagai pembeda.

2.7 Perbedaan Fon dan Fonem
Fon adalah objek penelitian dari fonetik, yaitu bunyi bahasa yang dihasilkan oleh alat ucap manusia pada umumnya tanpa memperhatikan apakah bunyi tersebut mempunyai fungsi sebagai pembeda makna kata atau tidak.
Dan fonem adalah objek penelitian dari fonemik, yaitu kesatuan bunyi terkecil yang berfungsi sebagai pembeda makna atau satuan terkecil dalam sebuah bahasa yang masih bisa menunjukkan perbedaan makna.
Kalau dalam fonetik, misalnya, kita meneliti bunyi-bunyi [a] yang berbeda pada kata-kata lancar, laba, dan lain; atau pada perbedaan bunyi [i] seperti yang terdapat pada kata-kata ini, intan, dan pahit; maka dalam fonemik kita meneliti apakah perbedaan bunyi itu mempunyai fungsi sebagai pembeda makna atau tidak. Jika bunyi itu membedakan makna, maka bunyi tersebut kita sebut fonem, dan jika tidak membedakan makna adalah bukan fonem.

2.8 Perbedaan Transkripsi Fonemis dan Transkripsi Fonetis
Transkripsi adalah pengubahan wacana menjadi bentuk tertulis, biasanya dengan menggambarkan tiap bunyi/fonem dengan satu lambang. Ada juga yang mendefinisikan suatu cara pengalihan bentuk bunyi di dalam abjad fonetis (Soeparno, 2002). Selain ada juga yang mendefinisikan bahwa transkripsi adalah tuturan atau pengubahan teks dengan tujuan untuk menyarankan: lafal bunyi, fonem, morfem, atau tulisan sesuai dengan ejaan yang berlaku dalam suatu bahasa yang menjadi sasarannya (Marsono, 1993).
Tujuannya untuk mencatat setepat mungkin semua ciri dari ucapan atau seperangkat ucapan yang dapat didengar dan dikenal oleh penulis di dalam arus ujar. Selain itu transkripsi juga digunakan untuk mengetahui perbedaan yang halus dari beberapa ucapan dialek-dialek (Samsuri, 1974).
Ada dua macam transkripsi, yakni transkripsi fonetis dan transkripsi fonemis.
1. Transkripsi Fonemis
Transkripsi fonemis adalah transkripsi yang menggunakan 1 lambang untuk menggambarkan 1 fonem, baik yang membedakan arti maupun yang tidak tanpa melihat perbedaan fonetisnya. Simbol fonetiknya dituliskan di antara dua garis miring.
Misalnya : penulisan /malam/ dan /macam/ yang hanya menggambarkan fonem-fonem yang ada.
2. Transkripsi Fonetis
Transkripsi Fonetis adalah transkripsi yang berusaha menggambarkan semua bunyi secara sangat teliti. Simbol fonetiknya dituliskan di antara dua kurung siku tegak.
Misalnya : kata pinggul menjadi [piŋgUl] yang menimbulkan artikulasi-artikulasi baru.
Daftar lambang-lambang fonetik
Lambang Fonetis Alfabet Latin Contoh
a Sama dengan huruf a [pa+rah] ‘parah’, [sa+ka] ‘saka’
i Sama dengan huruf i [bi+sa] ‘bisa’, [sa+dis] ‘sadis’
ī Sama dengan huruf i bertilde [so+pīr] ‘sopir’, [ta+bīb] ‘tabib’
ʔ Sama dengan tanda tanya [baʔ+so] ‘bakso’, [a+jaʔ] ‘ajak’
O Seperti huruf o kapital [tO+kOh] ‘tokoh’, [bO+rOs] ‘boros’
ə Sama dengan huruf e terbalik [kə+ra] ‘kera’, [ma+rət] ‘maret’
e Sama dengan huruf e [sa+te] ‘sate’, [so+re] ‘sore’
ε Seperti huruf e kapital [pεn+dεk] ‘pendek’, [ka+rε] ‘karet’
γ Huruf x bergelung ke bawah [ba+liγ] ‘baligh’, [maγ+rib] ‘maghrib’
U Sama dengan huruf u kapital [ba+tUk] ‘batuk’, [ka+pUr] ‘kapur’
ŋ Huruf n berekor [pu+laŋ] ‘pulang’, [haŋ+at] ‘hangat’





Perbedaan ejaan fonetis dan fonemis
No. Ejaan Fonetis Ejaan Fonemis
1. [piŋUl] /pinggul/
2. [bεbεʔ]
/bebek/
3. [pOjOʔ]
/pojok/
4. [warUŋ] /warung/
5. [ñañi] /nyanyi/

Dari kedua definisi di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa perbedaan dari kedua transkripsi tersebut terletak pada ejaannya. Ejaan fonemis hanya menggambarkan fonem-fonem yang ada, sedangkan ejaan fonetis akan menimbulkan artikulasi-artikulasi baru yang timbul dari ejaan fonetisnya.


















BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran
Penyusunan makalah ini adalah sarana informasi dan solusi dalam menyikapi mata kuliah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar